Mengukur kesuksesan website toko online merupakan langkah penting dalam mengelola bisnis, dan penjualan.
Ada beberapa metrik kunci yang dapat Anda perhatikan:
1. Lalu Lintas (Traffic).
Monitor jumlah pengunjung yang datang ke situs web Anda. Gunakan alat analisis yang sudah terhubung di website untuk melacak asal lalu lintas, halaman yang paling sering dikunjungi, dan lainnya.
2. Tingkat Konversi (Conversion Rate).
Hitung berapa banyak pengunjung yang berubah menjadi pelanggan atau melakukan tindakan yang Anda inginkan, seperti pembelian produk atau pendaftaran newsletter.
Untuk menghitung tingkat konversi, Anda dapat menggunakan rumus berikut:
Tingkat Konversi = (Jumlah Aksi yang Diinginkan : Jumlah Pengunjung) x 100
Contoh:
Misalkan situs web toko Anda memiliki 1.000 pengunjung dalam sebulan, dan dari mereka, 50 pengunjung melakukan pembelian produk. Untuk menghitung tingkat konversi pembelian, Anda akan menggunakan rumus berikut:
Tingkat Konversi Pembelian = (50 : 1.000) x 100 = 5%
Jadi, tingkat konversi pembelian Anda adalah 5%. Ini berarti 5% dari pengunjung situs web Anda melakukan pembelian.
Anda dapat menggunakan rumus yang sama untuk menghitung tingkat konversi untuk tindakan lain yang Anda inginkan, seperti pendaftaran newsletter.
Gantilah jumlah aksi yang diinginkan dengan jumlah orang yang melakukan tindakan tersebut, dan jangan lupa mengalikan hasilnya dengan 100 untuk mendapatkan persentase tingkat konversi.
3. Nilai Rata-rata Pesanan (Average Order Value).
Ukur rata-rata total belanja setiap pelanggan ketika mereka melakukan pembelian di toko Anda. Ini dapat membantu Anda memaksimalkan pendapatan.
Untuk menghitung rata-rata total belanja setiap pelanggan, Anda dapat menggunakan rumus berikut:
Rata-rata Total Belanja per Pelanggan = Total Pendapatan : Jumlah Pelanggan
Contoh:
Misalkan dalam bulan tertentu, toko Anda menghasilkan total pendapatan sebesar Rp 10.000.000 dari 200 pelanggan yang melakukan pembelian. Untuk menghitung rata-rata total belanja per pelanggan, gunakan rumus berikut:
Rata-rata Total Belanja per Pelanggan = Rp 10.000.000 : 200 = Rp 50.000
Jadi, rata-rata total belanja per pelanggan dalam contoh ini adalah Rp 50.000.
Ini berarti, secara rata-rata, setiap pelanggan yang melakukan pembelian menghabiskan Rp 50.000 di toko Anda selama bulan tersebut.
Dengan informasi ini, Anda dapat mengidentifikasi pelanggan yang cenderung melakukan pembelian besar-besar dan menargetkan strategi pemasaran khusus kepada mereka untuk memaksimalkan pendapatan Anda.
4. Tingkat Pentalan (Bounce Rate).
Tingkat pentalan mengukur seberapa banyak pengunjung yang meninggalkan situs Anda setelah melihat satu halaman saja. Tingkat pentalan tinggi mungkin mengindikasikan masalah pengalaman pengguna.
Contoh:
Bayangkan Kang Mursi yang mengunjungi sebuah toko online. Dia tiba di halaman utama toko tersebut tetapi setelah hanya beberapa detik, dia langsung meninggalkan situs tanpa melihat produk lain atau halaman lainnya.
Ini seperti Kang Mursi masuk ke toko fisik, melihat sebentar, dan langsung keluar tanpa berbelanja lebih lanjut.
Tingkat pentalan yang tinggi dalam konteks toko online ini dapat mengindikasikan adanya masalah dengan pengalaman pengguna atau konten halaman depan yang tidak menarik.
Itu sebabnya penting bagi pemilik toko untuk memastikan bahwa halaman utama mereka menarik dan mudah dinavigasi agar mengurangi tingkat pentalan dan meningkatkan peluang konversi.
5. Waktu yang Dihabiskan di Situs (Time on Site).
Ini menunjukkan seberapa lama pengunjung tinggal di website Anda. Kunjungan yang lebih lama bisa mengindikasikan kualitas konten yang baik.
Contoh:
Bayangkan Kang Mursi mengunjungi situs atau web toko online yang menjual pakaian batik, dan dia mulai menjelajahi berbagai koleksi batik yang ditawarkan.
Setelah beberapa saat, dia tetap berada di situs tersebut, mengklik ke beberapa halaman produk, membaca ulasan pelanggan, dan bahkan membaca artikel yang informatif tentang sejarah batik.
Dia menghabiskan waktu lama di situs tersebut, bahkan mungkin menyimpan beberapa produk yang ingin dibelinya ke dalam keranjang belanja.
Kondisi ini mengindikasikan bahwa Kang Mursi menikmati pengalaman di situs tersebut, dan tingkat lama kunjungan yang tinggi menunjukkan bahwa konten yang disajikan, seperti koleksi batik dan artikel yang informatif, dianggap berkualitas olehnya.
Ini adalah tanda positif bahwa situs web tersebut berhasil menarik minat pelanggan dan menyediakan pengalaman yang memuaskan, yang dapat meningkatkan peluang konversi menjadi pembeli yang sebenarnya.
6. Tingkat Konversi Produk (Product Conversion Rate).
Jika Anda menjual berbagai produk, perhatikan tingkat konversi untuk masing-masing produk untuk mengidentifikasi produk yang paling sukses.
Contoh:
Misalkan toko Anda menjual beberapa produk berbeda, termasuk pakaian, sepatu, dan aksesoris. Selama bulan tertentu, Anda mencatat berikut ini:
- Produk A (Pakaian): Dari 500 pengunjung yang melihat halaman produk ini, 20 orang melakukan pembelian.
- Produk B (Sepatu): Dari 400 pengunjung yang melihat halaman produk ini, 15 orang melakukan pembelian.
- Produk C (Aksesoris): Dari 300 pengunjung yang melihat halaman produk ini, 10 orang melakukan pembelian.
Untuk menghitung tingkat konversi masing-masing produk, Anda dapat menggunakan rumus:
Tingkat Konversi Produk = (Jumlah Pembelian Produk : Jumlah Pengunjung Produk) x 100
Menggunakan rumus ini, kita dapat menghitung tingkat konversi untuk masing-masing produk:
- Tingkat Konversi Produk A (Pakaian): (20 : 500) x 100 = 4%
- Tingkat Konversi Produk B (Sepatu): (15 : 400) x 100 = 3.75%
- Tingkat Konversi Produk C (Aksesoris): (10 : 300) x 100 = 3.33%
Dalam contoh ini, Produk A (Pakaian) memiliki tingkat konversi tertinggi sebesar 4%.
Ini berarti produk pakaian cenderung paling sukses dalam mengubah pengunjung menjadi pembeli. Anda dapat menggunakan informasi ini untuk mengidentifikasi produk-produk yang paling populer atau yang memerlukan perbaikan dalam strategi pemasaran.
7. Tingkat Retensi Pelanggan (Customer Retention Rate).
Mengukur seberapa banyak pelanggan yang kembali dan melakukan pembelian berulang. Retensi pelanggan dapat menjadi kunci untuk pertumbuhan bisnis Anda.
Contoh:
Misalkan toko online Anda telah beroperasi selama satu tahun, dan Anda memiliki 500 pelanggan yang melakukan pembelian pertama mereka selama tahun itu.
Selama tahun berikutnya, Anda mencatat berapa banyak dari pelanggan ini yang kembali dan melakukan pembelian lagi.
- -Tahun Pertama: 500 pelanggan baru.
- Tahun Kedua: Dari 500 pelanggan tersebut, 200 pelanggan kembali dan melakukan pembelian lagi.
Untuk menghitung tingkat retensi pelanggan, Anda dapat menggunakan rumus berikut:
Tingkat Retensi Pelanggan = (Jumlah Pelanggan yang Kembali : Jumlah Pelanggan Awal) x 100
Menggunakan rumus ini, tingkat retensi pelanggan Anda selama tahun kedua adalah:
Tingkat Retensi Pelanggan = (200 : 500) x 100 = 40%
Artinya, tingkat retensi pelanggan Anda selama tahun kedua adalah 40%. Ini berarti 40% dari pelanggan awal yang Anda dapatkan pada tahun pertama kembali dan melakukan pembelian lagi pada tahun kedua.
Tingkat retensi pelanggan yang tinggi adalah indikasi bahwa Anda berhasil mempertahankan pelanggan yang sudah ada, yang dapat meningkatkan pendapatan dan pertumbuhan bisnis Anda.
Ini juga bisa menghemat biaya akuisisi pelanggan baru karena Anda tidak perlu menghabiskan banyak sumber daya untuk mendapatkan pelanggan baru jika Anda dapat mempertahankan pelanggan yang sudah ada dengan baik.
Selain metrik-metrik ini, Anda juga harus mempertimbangkan tujuan bisnis Anda dan mengukur metrik yang relevan dengan tujuan tersebut. Terus memantau dan menganalisis data ini akan membantu Anda mengoptimalkan kinerja toko online Anda yang profesional dan mengukur kesuksesannya.