Cara Menentukan Harga Jual Produk Agar tetap Menguntungkan

Selamat datang dan berjumpa kembali bersama Lummatun, tempatnya kita belajar bareng kaitan dengan website, bisnis, dan marketing online.

Harga jual adalah jumlah uang atau nilai tukar yang ditetapkan atau diminta oleh penjual sebagai imbalan atau kompensasi atas produk, barang, atau layanan yang ditawarkan kepada pembeli atau konsumen.

Harga jual mencerminkan nilai produk atau layanan tersebut dalam mata uang atau satuan tertentu dan dapat bervariasi tergantung pada berbagai faktor, seperti biaya produksi, margin keuntungan, permintaan pasar, persaingan, serta faktor-faktor eksternal seperti pajak dan regulasi.

Cara Menentukan Harga Jual Produk.

Cara Menentukan Harga Jual Produk

Berikut ini langkah-langkah menentukan harga jual produk atau layanan:

1. Menghitung Biaya Produk.

Hitung semua biaya yang terkait dengan produksi atau penyediaan produk atau layanan Anda, termasuk bahan baku, tenaga kerja, biaya overhead, dan lainnya.

Contoh:

Kang Mursi adalah seorang pengusaha yang ingin menentukan harga jual untuk sepatu olahraga yang dia produksi sendiri.

Berikut adalah tindakan Kang Mursi dalam menghitung semua biaya terkait produksi sepatu olahraga:

Bahan Baku.

Kang Mursi mulai dengan menghitung biaya bahan baku yang digunakan untuk membuat satu pasang sepatu olahraga. Ini termasuk kain, kulit sintetis, karet, tali sepatu, dan segala hal yang diperlukan untuk pembuatan sepatu.

Dia mendapati biaya ini mencapai 200 ribu rupiah per pasangnya.

Tenaga Kerja.

Selanjutnya, Kang Mursi menghitung biaya tenaga kerja. Dalam pembuatan satu pasang sepatu, dia membayar tenaga kerja sebesar 25 ribu rupiah.

Biaya Overhead.

Kang Mursi juga memiliki biaya overhead, seperti biaya sewa pabrik, listrik, dan peralatan produksi. Total biaya overhead per bulan adalah 3 juta rupiah.

Jika dia menghasilkan 200 pasang sepatu dalam sebulan, maka biaya overhead per pasang adalah 3 juta : 200 = 15 ribu rupiah.

Biaya Lainnya.

Selain itu, Kang Mursi perlu mempertimbangkan biaya lainnya, seperti biaya pengiriman produk ke pelanggan, biaya pemasaran, dan biaya administrasi. Jika total biaya ini mencapai 30 ribu rupiah per pasang sepatu, maka itu adalah biaya tambahan.

Dengan menggabungkan semua ini, Kang Mursi dapat menghitung total biaya produksi per pasang sepatu olahraga:

Biaya Bahan Baku + Biaya Tenaga Kerja + Biaya Overhead + Biaya Lainnya = 200 ribu + 25 ribu + 15 ribu + 30 ribu = 270 ribu rupiah.

Dengan mengetahui bahwa biaya produksi per pasang sepatu adalah 270 ribu rupiah, Kang Mursi dapat menggunakan informasi ini sebagai dasar untuk menentukan harga jual yang akan menghasilkan keuntungan yang diinginkannya.

2. Menentukan Laba yang Diinginkan.

Tentukan berapa keuntungan yang ingin Anda peroleh dari setiap unit produk atau layanan yang dijual. Ini bisa berupa persentase tertentu dari biaya produksi atau angka tertentu yang Anda tetapkan.

Contoh:

Setelah Kang Mursi menghitung biaya produksi per pasang sepatu olahraga sebesar 270 ribu rupiah, langkah selanjutnya adalah menentukan berapa keuntungan yang ingin dia peroleh dari setiap pasang sepatu yang dijual.

Kang Mursi ingin memperoleh keuntungan yang seimbang, jadi dia memutuskan untuk mengambil pendekatan dengan persentase keuntungan. Dia ingin mendapatkan keuntungan sebesar 20% dari biaya produksi per pasang sepatu sebagai imbalannya atas usaha dan risiko bisnisnya.

Jadi, untuk menghitung keuntungan yang diinginkan per pasang sepatu, Kang Mursi mengalikan biaya produksi dengan persentase keuntungan yang diinginkannya:

Biaya Produksi per Pasang Sepatu (270 ribu rupiah) x Persentase Keuntungan (20%) = 270 ribu rupiah x 20% = 54 ribu rupiah.

Dengan demikian, Kang Mursi ingin memperoleh keuntungan sebesar 54 ribu rupiah dari setiap pasang sepatu olahraga yang dijualnya.

Dengan informasi ini, dia dapat menetapkan harga jual yang memasukkan biaya produksi dan target keuntungannya, seperti menjual setiap pasang sepatu dengan harga 270 ribu + 54 ribu = 324 ribu rupiah.

Hal ini akan memungkinkan Kang Mursi untuk mencapai keuntungan yang diinginkannya dari setiap penjualan sepatu olahraga.

3. Melakukan Penelitian Pasar.

Lakukan penelitian pasar untuk memahami apa yang konsumen bersedia bayar untuk produk atau layanan serupa. Perhatikan harga pesaing Anda juga.

Contoh:

Setelah Kang Mursi menghitung biaya produksi dan keuntungan yang ingin dia peroleh dari setiap pasang sepatu olahraga yang dijualnya, langkah berikutnya adalah melakukan penelitian pasar untuk memahami apa yang konsumen bersedia bayar dan juga memperhatikan harga pesaingnya.

Kang Mursi mulai melakukan penelitian pasar dengan melakukan survei dan wawancara dengan calon pembeli sepatu olahraga.

Dia menemukan bahwa mayoritas konsumen bersedia membayar antara 300 ribu hingga 350 ribu rupiah untuk sepasang sepatu olahraga dengan kualitas yang baik dan merek yang dikenal.

Selain itu, Kang Mursi juga memantau harga pesaingnya. Dia melihat bahwa pesaing terdekatnya menjual sepatu serupa dengan harga sekitar 320 ribu rupiah per pasang.

Dengan informasi ini, Kang Mursi sekarang memiliki pemahaman yang lebih baik tentang apa yang pasar bersedia bayar. Dia tahu bahwa konsumen cenderung membayar antara 300 ribu hingga 350 ribu rupiah, dan dia juga menyadari bahwa harga pesaing berada dalam kisaran ini.

Kang Mursi dapat menggunakan penelitian pasar ini sebagai panduan dalam menetapkan harga jual sepatu olahraga buatannya.

Dia mungkin memutuskan untuk menjualnya sekitar 330 ribu rupiah per pasang, yang merupakan harga yang bersaing dan masih memungkinkan dia untuk mencapai keuntungan yang diinginkannya sebesar 54 ribu rupiah per pasang.

Dengan demikian, penelitian pasar membantu Kang Mursi dalam menentukan harga jual yang sesuai dengan preferensi konsumen dan mempertimbangkan pesaingnya di pasar sepatu olahraga.

4. Menetapkan Harga Bersaing.

Pertimbangkan apakah Anda ingin menjual produk Anda dengan harga yang lebih rendah, sebanding, atau lebih tinggi daripada pesaing Anda. Ini bisa menjadi strategi yang berbeda tergantung pada situasi.

Contoh:

Kang Mursi telah melakukan penelitian pasar dan mengetahui bahwa pesaing terdekatnya menjual sepatu olahraga serupa dengan harga sekitar 320 ribu rupiah per pasang.

Saat dia berada di tahap menentukan strategi harga, dia mempertimbangkan opsi berikut:

Harga Lebih Rendah.

Jika Kang Mursi memutuskan untuk menjual sepatu olahraganya dengan harga lebih rendah daripada pesaingnya, misalnya 300 ribu rupiah per pasang, ini dapat menjadi strategi untuk menarik pelanggan dengan harga yang lebih terjangkau.

Namun, dia perlu memastikan bahwa harga ini masih mencukupi untuk menutupi biaya produksi dan mencapai keuntungan yang diinginkannya.

Harga Sebanding.

Kang Mursi juga bisa memutuskan untuk menjual sepatu olahraganya dengan harga yang sebanding dengan pesaingnya, yaitu sekitar 320 ribu rupiah.

Hal ini akan memungkinkan Kang Mursi untuk bersaing secara langsung dalam hal harga dengan pesaingnya dan menarik pelanggan yang mencari nilai yang setara.

Harga Lebih Tinggi.

Sebaliknya, Kang Mursi juga dapat mempertimbangkan menjual sepatu olahraganya dengan harga lebih tinggi daripada pesaingnya, misalnya 350 ribu rupiah per pasang.

Jika produknya memiliki ciri khusus atau kualitas yang lebih baik, dia bisa menggunakan strategi ini dan menargetkan pelanggan yang mencari kualitas premium.

Kang Mursi harus mempertimbangkan situasi unik bisnisnya, kualitas produknya, dan nilai tambah yang ditawarkannya kepada pelanggan. Keputusan akhirnya dapat bervariasi tergantung pada strategi yang dia inginkan dan bagaimana dia melihat posisi produknya di pasar.

Dengan pertimbangan ini, Kang Mursi dapat memilih strategi harga yang paling sesuai dengan tujuan bisnis dan kebutuhan pelanggan yang dituju.

5. Analisis Permintaan.

Pertimbangkan bagaimana perubahan harga akan memengaruhi permintaan. Biasanya, harga yang lebih tinggi akan mengurangi permintaan, sedangkan harga yang lebih rendah dapat meningkatkannya.

Contoh:

Kang Mursi telah menetapkan harga jual sepatu olahraganya sekitar 320 ribu rupiah per pasang, sebanding dengan harga pesaingnya.

Dia sekarang mempertimbangkan bagaimana perubahan harga dapat memengaruhi permintaan terhadap produknya:

Harga yang Lebih Tinggi.

Kang Mursi pertama-tama berpikir untuk menaikkan harga menjadi 350 ribu rupiah per pasang sepatu.

Namun, dia menyadari bahwa ini mungkin mengurangi permintaan, karena beberapa pelanggan yang mencari harga yang lebih terjangkau mungkin beralih ke pesaingnya yang masih menjual dengan harga 320 ribu rupiah. Ini adalah contoh bagaimana harga yang lebih tinggi cenderung mengurangi permintaan.

Harga yang Lebih Rendah.

Sebaliknya, Kang Mursi juga mempertimbangkan untuk menurunkan harga menjadi 300 ribu rupiah per pasang.

Dia menyadari bahwa ini bisa meningkatkan permintaan karena harga yang lebih rendah bisa menarik pelanggan yang mencari penawaran terbaik. Namun, dia juga perlu memastikan bahwa harga tersebut masih cukup untuk menutupi biaya produksi dan target keuntungannya. Ini adalah contoh bagaimana harga yang lebih rendah dapat meningkatkan permintaan.

Dengan pemahaman ini, Kang Mursi dapat mempertimbangkan keseimbangan antara harga dan permintaan.

Dia harus memilih harga yang paling sesuai dengan tujuan bisnisnya, apakah itu meningkatkan pangsa pasar atau menjaga margin keuntungan yang lebih besar. Kesadaran tentang bagaimana perubahan harga akan memengaruhi permintaan adalah kunci dalam pengambilan keputusan strategis dalam bisnisnya.

6. Menghitung Biaya Tambahan.

Sertakan biaya tambahan seperti pajak, pengiriman, atau biaya layanan jika diperlukan.

Contoh:

Setelah Kang Mursi mempertimbangkan harga jual sepatu olahraganya sekitar 320 ribu rupiah per pasang, dia juga harus mempertimbangkan untuk menyertakan biaya tambahan yang mungkin diperlukan.

Hal ini akan memastikan bahwa dia tidak kehilangan uang ketika mengirimkan produk kepada pelanggan.

Biaya Pengiriman.

Kang Mursi menyadari bahwa dia perlu menghitung biaya pengiriman sepatu kepada pelanggan. Untuk setiap pasang sepatu yang dia kirimkan, biaya pengiriman rata-rata sekitar 20 ribu rupiah per pasang. Jadi, dia memutuskan untuk menambahkan biaya pengiriman sebesar 20 ribu rupiah pada harga jual per pasangnya.

Pajak.

Kang Mursi juga harus memperhitungkan pajak yang mungkin dikenakan pada penjualan produknya. Pajak penjualan biasanya berbeda di setiap wilayah, jadi dia perlu memeriksa persyaratan pajak di daerahnya dan menambahkan pajak yang sesuai ke harga jualnya.

Biaya Layanan Tambahan.

Jika Kang Mursi menyediakan layanan tambahan seperti garansi produk atau dukungan pelanggan premium, dia harus memperhitungkan biaya ini juga dan menambahkannya ke harga jual jika diperlukan.

Misalnya, jika dia menambahkan biaya pengiriman 20 ribu rupiah dan pajak 10 ribu rupiah, maka total harga jual per pasang sepatu olahraganya akan menjadi

320 ribu (harga awal) + 20 ribu (biaya pengiriman) + 10 ribu (pajak) = 350 ribu rupiah per pasang.

Dengan menyertakan biaya tambahan ini, Kang Mursi dapat memastikan bahwa dia tidak rugi saat mengirimkan produk kepada pelanggan dan juga memenuhi kewajiban pajaknya. Harga yang diumumkan juga harus mencerminkan semua biaya yang terkait dengan pembelian, sehingga pelanggan tahu persis berapa yang harus mereka bayar.

7. Membuat Promosi dan Nilai Tambah.

Pertimbangkan apakah Anda dapat menawarkan nilai tambah atau promosi untuk membenarkan harga yang lebih tinggi.

Contoh:

Setelah Kang Mursi memutuskan untuk menjual sepatu olahraganya dengan harga 350 ribu rupiah per pasang, dia juga mempertimbangkan apakah bisa menawarkan nilai tambah atau promosi untuk membenarkan harga yang lebih tinggi tersebut.

Kang Mursi menyadari bahwa harga 350 ribu rupiah mungkin sedikit di atas harga pesaingnya yang menjual dengan harga 320 ribu rupiah. Namun, dia ingin memberikan insentif kepada pelanggan agar tetap memilih produknya.

Oleh sebab itu, dia memutuskan untuk menawarkan beberapa nilai tambah:

Garansi Kualitas.

Kang Mursi memberikan garansi kualitas selama 6 bulan untuk setiap pasang sepatu yang dibelinya. Ini memberikan kepercayaan tambahan kepada pelanggan bahwa produknya berkualitas tinggi.

Gratis Pengiriman.

Dia juga menawarkan pengiriman gratis untuk pembelian lebih dari satu pasang sepatu. Ini dapat menjadi insentif bagi pelanggan untuk membeli lebih banyak dan meningkatkan nilai transaksi.

Diskon untuk Pelanggan Setia.

Kang Mursi memutuskan untuk memberikan diskon khusus kepada pelanggan yang sudah pernah membeli sepatunya sebelumnya. Hal ini dapat mendorong pelanggan untuk kembali berbelanja.

Promosi Musiman.

Dia juga merencanakan promosi musiman, seperti diskon besar-besaran saat liburan atau penawaran khusus saat ulang tahun bisnisnya.

Dengan menawarkan nilai tambah seperti ini, Kang Mursi berharap dapat membenarkan harga yang sedikit lebih tinggi dan menarik pelanggan dengan keuntungan tambahan yang mereka dapatkan.

Hal ini juga membantu membedakan produknya dari pesaing yang mungkin hanya berfokus pada harga. Dengan strategi ini, Kang Mursi dapat meningkatkan nilai produknya di mata pelanggan.

8. Penyesuaian Harga Produk.

Tetapkan harga awal, tetapi juga siap untuk menyesuaikannya jika diperlukan berdasarkan respons pasar dan perkembangan bisnis Anda.

Contoh:

Setelah Kang Mursi menetapkan harga awal sepatu olahraganya sekitar 350 ribu rupiah per pasang dan menawarkan nilai tambah kepada pelanggan, dia juga harus memiliki fleksibilitas untuk menyesuaikan harga berdasarkan respons pasar dan perkembangan bisnisnya.

Kang Mursi memantau penjualan dan respons pasar secara rutin.

Beberapa bulan setelah dia memulai bisnisnya, dia melihat bahwa permintaan untuk sepatu olahraganya telah meningkat secara signifikan. Pelanggan merespons positif terhadap garansi kualitas dan promosi yang dia tawarkan.

Namun, dia juga melihat bahwa persaingan di pasar sepatu olahraga semakin ketat, dengan beberapa pesaing yang menawarkan harga yang lebih rendah. Kang Mursi harus memutuskan apakah dia akan menyesuaikan harga atau tidak.

Setelah mempertimbangkan situasi tersebut, Kang Mursi memutuskan untuk melakukan penyesuaian harga. Dia menurunkan harga jual sepatu olahraganya menjadi 330 ribu rupiah per pasang.

Meskipun ini berarti margin keuntungannya sedikit lebih rendah, namun dia berharap bahwa penurunan harga akan meningkatkan volume penjualan dan pangsa pasar.

Keputusan ini berhasil, dan penjualan sepatu olahraga Kang Mursi meningkat pesat.

Dia terus memantau respons pasar dan berusaha menjaga keseimbangan antara harga dan keuntungan. Jika suatu saat dia melihat bahwa pasar mendukung harga yang lebih tinggi atau lebih rendah, dia siap untuk menyesuaikan harga lagi sesuai dengan perkembangan bisnisnya.

Dalam bisnis, fleksibilitas dalam menyesuaikan harga adalah kunci untuk menjawab perubahan dalam lingkungan pasar dan memaksimalkan keuntungan Anda. Kang Mursi memahami pentingnya adaptasi dan responsif terhadap pasar untuk kesuksesan jangka panjang bisnisnya.

9. Analisis Pasar.

Jika memungkinkan, uji harga dengan kelompok kecil pelanggan atau pasar percobaan sebelum meluncurkan harga secara luas.

Contoh:

Setelah Kang Mursi menyesuaikan harga sepatu olahraganya menjadi 330 ribu rupiah per pasang, dia juga mempertimbangkan untuk menguji harga ini dengan kelompok kecil pelanggan atau pasar percobaan sebelum meluncurkan harga secara luas.

Kang Mursi memahami bahwa pengujian harga adalah langkah penting sebelum membuat keputusan harga yang besar. Dia memilih untuk mengambil langkah-langkah berikut:

Pasar Percobaan.

Kang Mursi memilih beberapa lokasi toko fisik dan toko online tertentu sebagai pasar percobaan. Dia mengumumkan harga sepatu olahraga baru (330 ribu rupiah) hanya di wilayah-wilayah ini.

Pelanggan Setia.

Dia juga memberi tahu pelanggan setia dan langganan newsletter tentang penurunan harga ini sebagai insentif untuk membeli lagi.

Sistem Pelacakan.

Kang Mursi menggunakan sistem pelacakan untuk memantau respons pelanggan terhadap harga baru ini, termasuk peningkatan penjualan, tanggapan pelanggan, dan pengaruhnya terhadap margin keuntungan.

Setelah beberapa bulan mengamati hasil pasar percobaan, Kang Mursi melihat bahwa penjualan meningkat secara signifikan, dan pelanggan merespons positif terhadap harga baru.

Hal ini memberinya keyakinan bahwa harga 330 ribu rupiah per pasang adalah harga yang sesuai dengan pasar dan bisnisnya.

Kang Mursi kemudian meluncurkan harga ini secara luas, dan bisnisnya terus berkembang dengan baik. Pengujian harga dengan kelompok kecil pelanggan atau pasar percobaan membantu Kang Mursi untuk mengukur dampak harga baru dan mengambil keputusan berdasarkan bukti langsung dari pasar sebelum mengimplementasikannya secara luas.

Ini adalah contoh bagaimana melakukan uji harga dapat membantu bisnis dalam membuat keputusan strategis yang lebih baik dan meminimalkan risiko penyesuaian harga yang salah.

10. Monitoring dan Evaluasi Harga.

Terus pantau kinerja harga Anda dan perhatikan perubahan dalam permintaan, keuntungan, dan respons pelanggan.

Contoh:

Setelah Kang Mursi menetapkan harga sepatu olahraganya sekitar 330 ribu rupiah per pasang dan mengujinya dengan pasar percobaan, dia juga sangat sadar akan pentingnya terus memantau kinerja harga dan merespons perubahan dalam permintaan, keuntungan, dan respons pelanggan.

Kang Mursi mengambil beberapa tindakan untuk memastikan dia tetap terinformasi tentang kinerja harga:

Analisis Penjualan.

Dia terus memantau data penjualan setiap bulan untuk melihat bagaimana penjualan sepatu olahraganya berkembang. Dia mencatat apakah ada peningkatan atau penurunan yang signifikan.

Feedback Pelanggan.

Kang Mursi juga mendengarkan secara aktif umpan balik dari pelanggan. Jika ada keluhan atau komentar tentang harga, dia mencoba merespons dengan bijak dan memahami perspektif pelanggan.

Analisis Margin Keuntungan.

Dia secara teratur menganalisis margin keuntungan untuk memastikan bahwa harga yang ditetapkan masih memungkinkan dia untuk mencapai target keuntungannya.

Riset Pasar Lanjutan.

Meskipun dia telah melakukan penelitian pasar awal, Kang Mursi juga terus memantau tren pasar dan aktivitas pesaingnya.

Kajian Kembali Harga.

Dalam beberapa bulan, Kang Mursi mengadakan kajian ulang harga. Dia mempertimbangkan apakah harus menaikkan atau menurunkan harga berdasarkan data dan respons yang dia kumpulkan.

Aksi Responsif.

Jika ada perubahan signifikan dalam permintaan atau margin keuntungan yang tidak sesuai dengan rencananya, Kang Mursi siap untuk menyesuaikan harga lagi untuk menjaga keseimbangan antara keuntungan dan pangsa pasar.

Dengan pendekatan ini, Kang Mursi tetap responsif terhadap perubahan dalam pasar dan terus memaksimalkan kinerja harga produknya. Ini memungkinkannya untuk mengambil tindakan yang sesuai berdasarkan data dan bukti yang ada, dan menjaga bisnisnya tetap kompetitif dan menguntungkan.


Ingatlah bahwa menetapkan harga adalah proses yang dinamis, dan Anda mungkin perlu melakukan penyesuaian seiring waktu. Selalu prioritaskan menghasilkan keuntungan yang seimbang dan mempertimbangkan nilai yang Anda tawarkan kepada pelanggan Anda.

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *